h1

Inspirasi Dari NOBAR “Tears of Gaza” di Makkah

January 16, 2012

NOBAR "Tears of Gaza" di Hamra' Makkah Al Mukarramah

Keberkahan pagi di hari Jumat tanggal 19 Shofar 1433. Setelah di Jeddah, NOBAR film “Tears of Gaza”  dilaksanakan di Makkah. Tempatnya di Hamra’.  Asrama perawat Rumah Sakit Zahir.  NOBAR film ToG ini terlaksana atas kerjasama FLP Wilayah Saudi Arabia dengan Sahabat Al Aqsha.

NOBAR kali ini mempertemukan kami dengan seorang bunda dengan tiga calon mujahid mujahidahnya, tiga perawat 2 orang dari Indonesia satu orang dari Philipina, satu calon bunda dan tiga orang mahasiswi.  Sebelumnya kami berharap para perawat yang sedang tidak dinas bisa hadir bersama kami, namun karena beberapa alasan, ada yang sudah terikat jadwal umroh, ada yang karena kecapaian, ada juga yang tidak berani menyaksikan kebiadaban Israel atas Gaza.

Ustadz Dzikrullah -dari Sahabat Al Aqsha- masih setia menemani NOBAR kami kali ini. Beliau memandu pemutaran film “Tears of Gaza”. Lagilagi ‘Maaf’ kembali kami lontarkan,  karena rasa tidak enak dengan ‘sedikit’nya peserta NOBAR yang hadir. “Jangan khawatir, bersama setiap orang mukmin ada 3000 malaikat.” Jawab beliau, mengingatkan kami kembali bahwa kualitas sebuah pertemuan tidak selalu diukur pada banyak sedikitnya orang yang bertemu.

Mengingatkan kami pada sebuah hadits Nabi yang mengatakan: “Jika kalian melalui tamantaman surga, berhentilah sejenak, nikmatilah sajiannya!” Sahabatsahabat Rasulullah SAW bertanya: “Apa tamantaman surga itu ya Rasulullah?” Rasulullah berkata: “Pertemuanpertemuan yang di dalamnya disebut nama Allah dan RasulNya (halaqah dzikr) . Sesungguhnya Allah memiliki kendaraan yang terdiri dari sekian malaikat yang bertugas sebagai pencari orangorang yang saling bertemu, saling mengingatkan dan menyebut Allah dan RasulNya di dalam setiap pertemuannya. Ketika para malaikat itu menemukan Halaqah Dzikir tersebut mereka mendoakan, memohonkan ampun dan membentangkan sayapnya untuk meneduhi dan memberi ketenangan.” (HR. Muslim)

Semoga Allah mencatat pertemuan kami ini sebagai bagian dari tamantaman surgaNya. Karena seorang Ibn Mas’ud pernah menyatakan bahwa, barangsiapa yang tidak pernah merasakan tamantaman surga di dunia (Halaqah dzikr), maka jangan pernah berharap untuk merasakan surga yang sebenarnya di akhirat. Na’udzubillahi min dzalik.

Sebagai penutup, setelah menyaksikan “Tears of Gaza” Ustadz Dzikrullah berbagi kepada kami tentang 5 hal yang bisa kita lakukan untuk saudarasaudara muslim kita di Gaza. Diantaranya: Mendoakan mereka, menyebarluaskan informasi tentang kondisi Gaza, melaksanakan kewajiban menginfaqkan sebagian dari harta kita, mempersiapkan diri dan keluarga kita untuk mengambil bagian dalam jihad di Palestina, dan tidak mengkonsumsi barangbarang yang mendukung ekonomi Israel.

Seperti biasa usai menyaksikan film, kami ajak peserta NOBAR untuk menuangkan inspirasi yang didapat dari menonton “Tears of Gaza”. Do’a untuk kemenangan saudarasaudara kami di Gaza, perenugan mendalam betapa zona nyaman dan aman telah membuat kami ‘lalai’ dan jauh dari kepantasan untuk ditolong Allah,  “Subhanallah, itulah katakata yang saya ucapkan..” tulis Samirah (siswa kelas 2 SIM) singkat.

Roketroket tidak berawak Israel yang dijadikan senjata pengintai di langitlangit gaza telah menginspirasi Basil (Siswa kelas 4 MI) untuk membuat roket dari kertas, dimana di sayap kirinya di tulis Basil dan sayap kanannya ditulis Falistin dengan tulisan Arab. Ketika kami Tanya mengapa memilih membuat roket daripada menulis? Sambil senyumsenyum malu, basil enggan menjawab. “Dia pasti memiliki keyakinan bahwa suatu saat kondisinya akan berbalik, roketroket pengintai itu akan berada di tangan saudarasaudara kita di Gaza.” Salah seorang peserta yang lain menerjemahkan maksud Basil membuat roket.

Secarik Karya Penonton "Tears of Gaza" di Makkah

Itulah sebagian inspirasi yang peserta dapatkan dalam NOBAR kita kali ini.  Diharapkan kemudian inspirasi ini dapat dikembangkan dalam keikutsertaan mereka dalam antologi cinta untuk Gaza. InsyaAllah.

Setelah doa kafaratul majelis bersama kami untaikan. Mbak Neneng memberi kami kejutan dengan menyuguhi kami kuliner asli Indonesia,  sayur asem, ayam goring, telur dan sambal terasi. Serasa di kampung sendiri. Terima kasih, Mbak Neneng 🙂

Shalat dzuhur mengakhiri acara NOBAR kami kali ini. Semoga pertemuan demi pertemuan yang barakah seperti ini Allah taqdirkan menjadi bagian dari jenak kami, serta dicatat sebagai bagian dari bekal kerinduan kami bertemu dan menatap wajahNya kelak.

Makkah, 22 Shafar 1433

One comment

  1. 🙂



Leave a comment