Hujan peluru hujan buatan
Satu menakutkan satu menyenangkan
Walaupun bom beterbangan
Namun Gaza tetap dalam dekapan
by Awy’ Ameer Qoluwon
Hujan peluru hujan buatan
Satu menakutkan satu menyenangkan
Walaupun bom beterbangan
Namun Gaza tetap dalam dekapan
by Awy’ Ameer Qoluwon
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
FLPers Saudi Arabia yang selalu berupaya bahagia dalam bersyukur, sukses dalam bersabar dan lapang dalam beribadah.
Mengingat pertemuan darat kita beberapa bulan ini sangat terbatas, hingga program apresiasi karya kita juga mengalami banyak masa istirahat. My Daily Report (MDR) lama sekali tidak aktif kita kaji bersama. Yaumiyati juga sama sekali tidak sempat kita bahas. Untuk menggantikan itu semua, selain pertemuan darat tetap harus kita adakan, pengurus FLP Saudi Arabia akan membuat program “One Day One story”, dengan menggunakan fasilitas FB, Twitter, dan Email.
Ketentuan One Day One story (ODOS)
Jadwal & Ketentuan Menulis
Bentuk Apresiasi
Keberkahan pagi di hari Jumat tanggal 19 Shofar 1433. Setelah di Jeddah, NOBAR film “Tears of Gaza” dilaksanakan di Makkah. Tempatnya di Hamra’. Asrama perawat Rumah Sakit Zahir. NOBAR film ToG ini terlaksana atas kerjasama FLP Wilayah Saudi Arabia dengan Sahabat Al Aqsha.
NOBAR kali ini mempertemukan kami dengan seorang bunda dengan tiga calon mujahid mujahidahnya, tiga perawat 2 orang dari Indonesia satu orang dari Philipina, satu calon bunda dan tiga orang mahasiswi. Sebelumnya kami berharap para perawat yang sedang tidak dinas bisa hadir bersama kami, namun karena beberapa alasan, ada yang sudah terikat jadwal umroh, ada yang karena kecapaian, ada juga yang tidak berani menyaksikan kebiadaban Israel atas Gaza.
Ustadz Dzikrullah -dari Sahabat Al Aqsha- masih setia menemani NOBAR kami kali ini. Beliau memandu pemutaran film “Tears of Gaza”. Lagilagi ‘Maaf’ kembali kami lontarkan, karena rasa tidak enak dengan ‘sedikit’nya peserta NOBAR yang hadir. “Jangan khawatir, bersama setiap orang mukmin ada 3000 malaikat.” Jawab beliau, mengingatkan kami kembali bahwa kualitas sebuah pertemuan tidak selalu diukur pada banyak sedikitnya orang yang bertemu.
Mengingatkan kami pada sebuah hadits Nabi yang mengatakan: “Jika kalian melalui tamantaman surga, berhentilah sejenak, nikmatilah sajiannya!” Sahabatsahabat Rasulullah SAW bertanya: “Apa tamantaman surga itu ya Rasulullah?” Rasulullah berkata: “Pertemuanpertemuan yang di dalamnya disebut nama Allah dan RasulNya (halaqah dzikr) . Sesungguhnya Allah memiliki kendaraan yang terdiri dari sekian malaikat yang bertugas sebagai pencari orangorang yang saling bertemu, saling mengingatkan dan menyebut Allah dan RasulNya di dalam setiap pertemuannya. Ketika para malaikat itu menemukan Halaqah Dzikir tersebut mereka mendoakan, memohonkan ampun dan membentangkan sayapnya untuk meneduhi dan memberi ketenangan.” (HR. Muslim)
Semoga Allah mencatat pertemuan kami ini sebagai bagian dari tamantaman surgaNya. Karena seorang Ibn Mas’ud pernah menyatakan bahwa, barangsiapa yang tidak pernah merasakan tamantaman surga di dunia (Halaqah dzikr), maka jangan pernah berharap untuk merasakan surga yang sebenarnya di akhirat. Na’udzubillahi min dzalik.
Sebagai penutup, setelah menyaksikan “Tears of Gaza” Ustadz Dzikrullah berbagi kepada kami tentang 5 hal yang bisa kita lakukan untuk saudarasaudara muslim kita di Gaza. Diantaranya: Mendoakan mereka, menyebarluaskan informasi tentang kondisi Gaza, melaksanakan kewajiban menginfaqkan sebagian dari harta kita, mempersiapkan diri dan keluarga kita untuk mengambil bagian dalam jihad di Palestina, dan tidak mengkonsumsi barangbarang yang mendukung ekonomi Israel.
Seperti biasa usai menyaksikan film, kami ajak peserta NOBAR untuk menuangkan inspirasi yang didapat dari menonton “Tears of Gaza”. Do’a untuk kemenangan saudarasaudara kami di Gaza, perenugan mendalam betapa zona nyaman dan aman telah membuat kami ‘lalai’ dan jauh dari kepantasan untuk ditolong Allah, “Subhanallah, itulah katakata yang saya ucapkan..” tulis Samirah (siswa kelas 2 SIM) singkat.
Roketroket tidak berawak Israel yang dijadikan senjata pengintai di langitlangit gaza telah menginspirasi Basil (Siswa kelas 4 MI) untuk membuat roket dari kertas, dimana di sayap kirinya di tulis Basil dan sayap kanannya ditulis Falistin dengan tulisan Arab. Ketika kami Tanya mengapa memilih membuat roket daripada menulis? Sambil senyumsenyum malu, basil enggan menjawab. “Dia pasti memiliki keyakinan bahwa suatu saat kondisinya akan berbalik, roketroket pengintai itu akan berada di tangan saudarasaudara kita di Gaza.” Salah seorang peserta yang lain menerjemahkan maksud Basil membuat roket.
Itulah sebagian inspirasi yang peserta dapatkan dalam NOBAR kita kali ini. Diharapkan kemudian inspirasi ini dapat dikembangkan dalam keikutsertaan mereka dalam antologi cinta untuk Gaza. InsyaAllah.
Setelah doa kafaratul majelis bersama kami untaikan. Mbak Neneng memberi kami kejutan dengan menyuguhi kami kuliner asli Indonesia, sayur asem, ayam goring, telur dan sambal terasi. Serasa di kampung sendiri. Terima kasih, Mbak Neneng 🙂
Shalat dzuhur mengakhiri acara NOBAR kami kali ini. Semoga pertemuan demi pertemuan yang barakah seperti ini Allah taqdirkan menjadi bagian dari jenak kami, serta dicatat sebagai bagian dari bekal kerinduan kami bertemu dan menatap wajahNya kelak.
Makkah, 22 Shafar 1433
Berkah silaturrahim mengalir melapangi setiap jengkal langkah kecil kami. Walau ‘khawatir’ sempat membayangi hentakan semangat kami, ketika pada 15 menit acara NOBAR “Tears of Gaza” seharusnya dimulai, baru ada satu peserta yang datang. Namun binar semangat yang terpancar dari kebeningan mata kanaknya cukup menjadikan ‘khawatir’ perlahan redup. Anak itu bernama Aji, anak kelas empat LPI Darul Ulum Jeddah. Kehadiran diri dan semangatnya telah mengembalikan kesegaran semangat kami. Alhamdulillah.
Tidak ketinggalan ‘kecewa’ juga sempat mencoba mengganggu keyakinan kami, ketika mendapati peserta tidak sesuai dengan target yang kami bayangkan sebelumnya. Namun, nasehat Ustadz Dzikrullah –pemandu NOBAR dari Sahabat Al Aqsha- untuk tidak khawatir dengan jumlah yang sedikit, karena ratusan malaikat juga ikut hadir. Sebuah nasehat yang kemudian menjadikan ‘kecewa’ menyerah kalah dan enggan melanjutkan agresinya terhadap bangunan keyakinan kami pada kebenaran janji Allah.
Tepat jam 7.46 pm waktu Saudi NOBAR “Tears of Gaza” dimulai. Setelah kurang lebih 10 menit sebelumnya Ustadz Dzikrullah memberi pengantar – streaming via skype- tentang latar belakang pembuatan film, informasi terkini kondisi muslimin di Gaza, dan beberapa arahan bagaimana seharusnya kita sebagai seorang muslim bersikap. Ustadz Dzikrullah juga memandu NOBAR Film ToG, menerjemahkan dialogdialog yang ada, menjelaskan dan memberi komentar pada beberapa adegan yang ditampilkan film tersebut. Namun, karena ada gangguan listrik di rumah beliau, sambungan terputus setelah 45 menit dari 1 jam 21 menit durasi film. Ala kulli hal, pemutaran tetap kami lanjutkan, walau tanpa pemandu yang menyertai. Mau kami ganti melanjutkan untuk memandu, tidak cukup keberanian kami untuk menjelaskan, akhirnya film tersebut berputar tanpa seorang pemandu. Namun begitu tidak mengurangi minat peserta untuk menyaksikan film tersebut sampai akhir.
Hal ini terbukti pada ekspresi yang kemudian ditulis oleh salah seorang bunda dengan tiga orang calon mujahid-mujahidahnya, bahwa NOBAR yang terselenggara atas kerjasama FLP Wilayah Saudi Arabia dengan Sahabat Al Aqsha (SA) di Jeddah pada hari kamis tanggal 18 Shafar 1433 bertepatan dengan tanggal 12 Januari 2012, sangat bermakna bagi dirinya.
“Jujur baru kali ini saya menonton langsung film tentang Gaza, walau beberapa kali saya sempat melihat di Youtube, tapi keberanian saya tidak pernah muncul untuk dapat menyaksikannya. Tapi malam ini tidak seditikpun saya palingkan penglihatan saya dari layar NOBAR ini, hingga tersekat kerongkongan saya, air mata mengalir tiada kerasa membasahi pipi..” Ekspresi kebermaknaan yang didapat Bunda Hasrida dari acara NOBAR ini.
Selain itu dukungan, keberpihakan, doa dan harapan juga menghiasi kertas yang kami bagikan kepada peserta untuk menuliskan, ekspresi, inspirasi dan lintasan pikirannya setelah selesai menonton film ToG. Kertas-kertas itu kemudian dikumpulkan dan diapresiasi oleh kepala sekolah LPI Darul Ulum Jeddah, Ibu Elly Maliki. Setiap peserta yang menulis mendapatkan satu DVD yang berisi film ToG, profil Sahabat Al Aqsha , dan ajakan untuk menulis buku bareng dalam “Antologi Cinta untuk Gaza”.
Mendapati cinta yang tumbuh di hati para peserta NOBAR terhadap saudarasaudara muslim di Gaza, setelah menonton ToG, kata “sedikit” menjadi tidak memiliki arti apapun. Kata itu kemudian lemah tidak berdaya di hadapan bara semangat kami yang bersemi kembali.
Ledakan
Tembakan
Harapan
Doa,
Bagai rakitan bom
Dalam hati pejuang
Palestina selalu meledak
Menjadi bentuk keberanian
Menghasilkan asap tebal perlawanan
Bersama barisan malaikat.
Laknatullah ‘alal Yahud!
Demikianlah ekspresi indah Amani Syahidah mengakhiri Safari Nonton Bareng “Tears of Gaza” di Jeddah. Keesokan harinya bumi dan langit Makkah, semoga menjadi saksi bagi langkah kecil kami selanjutnya.
Makkah, 19 Shafar 1433