h1

Ekspresi Cinta untuk Gaza

November 28, 2012

Hujan peluru hujan buatan
Satu menakutkan satu menyenangkan
Walaupun bom beterbangan
Namun Gaza tetap dalam dekapan

 

by Awy’ Ameer Qoluwon

h1

One Day One Story (ODOS)

November 28, 2012

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

 

FLPers Saudi Arabia yang selalu berupaya bahagia dalam bersyukur, sukses dalam bersabar dan lapang dalam beribadah.

Mengingat pertemuan darat kita beberapa bulan ini sangat terbatas, hingga program apresiasi karya kita juga mengalami banyak masa istirahat. My Daily Report (MDR) lama sekali tidak aktif kita kaji bersama. Yaumiyati juga sama sekali tidak sempat kita bahas. Untuk menggantikan itu semua, selain pertemuan darat tetap harus kita adakan, pengurus FLP Saudi Arabia akan membuat program “One Day One story”, dengan menggunakan fasilitas FB, Twitter, dan Email.

 

Ketentuan One Day One story (ODOS)

  1. ODOS ini akan dilaksanakan setiap hari
  2. Setiap hari dengan bentuk tulisan yang berbeda
  3. Tema tulisan akan ditentukan setiap harinya
  4. Tulisan harus menggunakan bahasa Indonesia yang tepat dan benar
  5. Tidak diperkenankan menulis s3p3rt1 1n112. Tulisan ditulis di TL FB dengan mention Flp-Saudi Arabia, atau di TL Twitter dengan mention @flpsaudi dan hastag #ODOS, atau dikirim via email flpsaudi@yahoo.com

 

Jadwal & Ketentuan Menulis

  1. Hari Sabtu, 08.00-11.00 pagi, menulis Puisi, min. 100 kata
  2. Hari Ahad, 04.00-08.00 petang, menulis Feature, min. 500 kata
  3. Hari Senin, 08.00-11.00 pagi, menulis Cerpen, min. 1000 kata
  4. Hari Selasa, 04.00-08.00 petang, menulis Opini, min. 500 kata
  5. Hari Rabu, 08.00-11.00 pagi, menulis Pantun, min. satu pantun
  6. Hari Kamis, 04.00-08.00 petang, menulis Sejarah atau Biografi, min. 1000 kata
  7. Hari Jumat, 08.00-11.00 pagi menulis Memoar, atau Catatan Harian, atau Refleksi,min. 1500 kata

 

Bentuk Apresiasi

  1. Setiap tulisan yang berhasil ditulis akan mendapatkan apresiasi dari admin FB FLP-Saudi Arabia untuk karya yang di FB. Untuk yang di Twitter akan mendapat apresiasi dari admin twitter @flpsaudi
  2. Tulisan terbaik setiap harinya akan diposting di website FLP-Saudi Arabia
  3. Setiap pekan akan dipilih tulisan-tulisan terbaik yang layak mendapatkan satu maskot bintang dari FLP-Saudi Arabia.
  4. Setiap enam bulan sekali akan dipilih tulisan-tulisan terbaik yang layak mendapatkan FLP Saudi Award dari FLP-Saudi Arabia.
h1

Alf Alf Alfu Mubarak dari Ajang Lebym

February 20, 2012

Lebym

Alhamdulillah lomba esai “Buku yang Menginspirasiku!” yang kemudian disingkat dengan kata “Lebym” berhasil kami laksanakan dari tanggal 09-15 Februari 2012. Berhasil menggelitik 13 warga Indonesia yang saat ini ada di Saudi Arabia untuk berbagi dalam bentuk tulisan tentang buku yang telah menggerakkannya berubah dan menjadi titik awal sebuah kesuksesan itu dimulai. Dari 13 orang itu lahir 15 tulisan tentang inspirasi yang ditemukannya dari sebuah buku yang kemudian menjadi bagian dari pilihan hidupnya. 15 tulisan itu adalah:

1.   Buku Pergaulan (DF)

2.   Buku yang Menginspirasiku (SAA)

3.   Buku yang Menginspirasiku!(DA)

4.   Buku yang Menginspirasiku (MZ)

5.   Buku yang Menginspirasiku! (AN)

6.   Inspirasi & Rindu (AS)

7.   KCB dalam Kenanganku (NAJ)

8.   Kebebasan Wanita yang Syar’i di Zaman Rasul Saw (DA)

9.   Kekuatan Doa Ibu (VI)

10. Kreative Menjawab Lewat Buku Mungil (TR)

11. Membiru dalam Buku yang Bukan Buku (ANZ)

12. Menjemput Mimpi Masa Depan (RN)

13. N5M, Tak Sekedar Bacaan (FAA)

14. Pelangi Cinta dari Pelangi-pelangi Akhwat (TR)

15. Schizophrenia and Books (TR)

15 naskah tersebut dinilai oleh dua orang juri. Awy’ Ameer Qolawun & Oki Setiana Dewi. Empat hari yang kami deadlinekan untuk penilaian, berhasil 2 hari Awy’ Ameer Qolawun selesaikan penjuriannya, Syukron, Wy’. Berbeda dengan Oki Setiana Dewi yang sedang konsentrasi sebulan beribadah dan mencari ilmu di Makkah, maka beliau baru dapat menyelesaikan penilaiannya pada waktu luangnya yang tidak banyak ditambah kecapaian yang sempat membuatnya sakit, hingga penjuriannya baru selesai pagi sebelum pemenang Lebym diumumkan, Alhamdulillah ‘ala kulli hal. Maafkan kami, Oki yang telah menambah pekerjaan disela-sela waktu luangmu yang tidak banyak, terima kasih juga atas kesediaannya menjadi juri untuk Lebym ini.

Dari hasil penilaian keduanya ditemukan tiga pemenang Lebym dalam rangka Smile (Semarak Milad) FLP XV, diantaranya:

1. Buku yang Menginspirasiku (ditulis oleh: Syarqy Abdul Aziz)

2. Buku yang Menginspirasiku! (ditulis oleh: Dianita Asni)

3. Pelangi Cinta dari Pelangi-pelangi Akhwat (ditulis oleh: Triastuti Rubino)

Terima kasih kepada para peserta atas antusias dan apresiasinya yang baik terhadap event kami ini.Alf alf alfu Mubarak bagi pemenang,  semoga karya berikutnya terus hadir dan mengalir. Untuk yang belum ditaqdirkan menjadi pemenang dalam event ini, jangan pernah berkecil hati, karenatahniah  tidak hanya menjadi hak orang yang menjadi pemenang dalam penilaian dan pandangan manusia saja. Ikhtiar dan upaya Anda semua juga sangat berhak untuk kami apresiasi dengan alf alf alfu mubarak.  Karena pada hakekatnya Anda semua telah berhasil menyambut taqdir Allah untuk menjadi bagian dari orang-orang yang menjadikan pena sebagai salah satu senjata bagi perjuangannya.

h1

Lomba Esai “Buku yang Menginspirasiku!” (Lebym)

February 9, 2012

Dalam rangka Milad FLP yang ke-15, FLP Saudi Arabia mengadakan lomba menulis esai. Temanya : “Buku yang menginspirasiku!”

Ketentuan Lebym:

  1. Peserta Warga Indonesia yang berdomisili di Jazirah Arab (Saudi Arabia, Jordan, Qatar, Bahrain, dll)
  2. Tulisan mampu menggerakkan pembaca untuk membaca
  3. Tulisan memuat sekilas tentang penulis dan perubahan apa yang telah dilakukan dari buku yang menginspirasimu!
  4. Panjang esai maksimal 2 halaman. Kirim naskah berupa rtf dengan attachmen/lampiran ke email:antologiflpsaudi@ymail.com, cc ke: flpsaudi@yahoo.com dengan subjek “LEBYM”. Juga ditulis di note akun Facebook peserta dan menandai (men-tag) minimal 15 akun kawan.
  5. Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu judul naskah
  6. Naskah ditunggu paling lambat tanggal 15 Februari 2012 pukul 24.00 waktu Saudi Arabia
  7. Pemenang akan diumumkan di acara temu penulis “Oki Setiana Dewi” tanggal 19 Februari 2012 di Sekolah Indonesia Makkah, insyaAllah (Masih dalam Konfirmasi)

Hadiah

Juara I : 1 buku “Di Bawah Lindungan Ka’bah”, 1 buku “Catatan Cinta dari Makkah”, 1 buku “Ketika Mas Gagah Pergi & Kembali”, 1 buku “Melukis Pelangi”.

Juara II : 1 buku “Catatan Cinta dari Makkah”, 1 buku “Ketika Mas Gagah Pergi & Kembali”, dan 1 buku “Melukis Pelangi”

Juara III: 1 buku “Catatan Cinta dari Makkah”, dan 1 buku “Melukis Pelangi”

Dewan Juri:

1. Awy’ Ameer Qolawun (Penulis “Catatan Cinta dari Makkah”)

2. Oki Setiana Dewi (Pemeran Anna Althafunnisa di Film KCB & Penulis buku “Melukis Pelangi” & “Sejuta Pelangi”)

h1

TEKAD AL-QUDS

January 18, 2012

Tiada kata yang dapat menghibur

Luka dan tangis yang  tiada jua terkubur

Kecuali  Ragu yang enggan melebur

Dengan yakin yang nyaris menjadi bubur

Terlontar suara tegas  tak bertepi

Untuk menjadikan nyata sebuah mimpi

Sholahuddin perancang strategi yang rapi

Pembebasan Al-Quds  bernada indah  kecapi

Walau setiap detik darah mengaliri buminya

Walau setiap hari sekian meter  terampas tanahnya

Kemuliaan Ummat ada pada keteguhan perjuangannya

Dan Al-Aqsa tiada akan pernah pindah dari pelukannya

Biarkan kami terus berupaya,  pasokan tekad kami tertambah

Hingga ummat dapat kembali Berjaya dengan tiada henti berubah

Yakinlah, bukan hanya dengan kekuatan senjata dapat merubah

Kami yakin dengan Al-Qur’an dapat menggerus licik yang berjubah

h1

Menulis Bersama dalam Antologi Cinta untuk Gaza

January 18, 2012

Gazalah satusatunya wilayah palestina yang kini tak bisa dijajah. Bukan karena senjatanya hebat, tapi karena Allah menolongnya. Gaza memenuhi banyak syarat untuk ditolong Allah. Ruh Ibadah, ruh Al Qur’an, ruh jihad, bersemi subur di Gaza. Para pemimpin Gaza dicintai rakyatnya karena ketaatannya kepada Allah. Kesederhanaannya, kesesuaian katakata dan perbuatannya. Pantaslah semakin lama dikepung semakin tangguh. Semakin sering digempur, semakin sabar. Penderitaan dan kesedihan belum berhenti, tapi Gaza memiliki Allah. Gaza tidak memerlukan kita. Kitalah yang memerlukan Gaza, supaya kita memperbaiki diri, supaya cukup layak ditolong Allah. (Sahabatalaqsha.com)

Menginfaqkan sebagian harta yang kita miliki untuk membantu meringankan penderitaan saudarasaudara kita di Gaza. Mendoakan semoga kekuatan dan kemenangan segera Allah turunkan bagi mereka. Adalah sebagian yang mungkin kita lakukan dan persembahkan untuk mereka.

Selain itu, membaca lebih banyak informasi terkini kondisi saudarasaudara kita di Gaza dan kemudian menuliskan rasa peduli dan cinta kita kepadanya. Adalah bentuk lain yang mungkin juga bisa kita lakukan. Untuk itu Forum Lingkar Pena (FLP) Wilayah Saudi Arabia mengundang masyarakat Indonesia yang tinggal di Saudi Arabia untuk bersama kami menulis ANTOLOGI CINTA UNTUK GAZA.

 

KETENTUAN NASKAH

  1. Naskah bisa berupa Puisi, Esai, atau Cerpen.
  2. Menggugah: Tulisan mampu menghadirkan pencerahan bagi pembaca
  3. Menginspirasi: Tulisan mampu memberi inspirasi bagi pembaca
  4. Memotivasi: Tulisan mampu menggerakkan pembaca untuk berbuat
  5. Tulisan harus terhindar dari sensitifitas SARA
  6. Panjang puisi maksimal 2 halaman, esai 3-4 halaman, Cerpen 5-8 halaman. A4 spasi 1,5
  7. Kirim naskah berupa rtf dengan attachmen/lampiran ke email: antologiflpsaudi@ymail.com, cc ke: flpsaudi@yahoo.com
  8. Naskah dikirim sebelum tanggal 15 Maret 2012 pukul 24.00 waktu Saudi Arabia
  9. Naskah yang terpilih akan kami terbitkan menjadi buku. Hasil penjualan buku seluruhnya adalah infaq untuk Gaza
h1

Inspirasi Dari NOBAR “Tears of Gaza” di Makkah

January 16, 2012

NOBAR "Tears of Gaza" di Hamra' Makkah Al Mukarramah

Keberkahan pagi di hari Jumat tanggal 19 Shofar 1433. Setelah di Jeddah, NOBAR film “Tears of Gaza”  dilaksanakan di Makkah. Tempatnya di Hamra’.  Asrama perawat Rumah Sakit Zahir.  NOBAR film ToG ini terlaksana atas kerjasama FLP Wilayah Saudi Arabia dengan Sahabat Al Aqsha.

NOBAR kali ini mempertemukan kami dengan seorang bunda dengan tiga calon mujahid mujahidahnya, tiga perawat 2 orang dari Indonesia satu orang dari Philipina, satu calon bunda dan tiga orang mahasiswi.  Sebelumnya kami berharap para perawat yang sedang tidak dinas bisa hadir bersama kami, namun karena beberapa alasan, ada yang sudah terikat jadwal umroh, ada yang karena kecapaian, ada juga yang tidak berani menyaksikan kebiadaban Israel atas Gaza.

Ustadz Dzikrullah -dari Sahabat Al Aqsha- masih setia menemani NOBAR kami kali ini. Beliau memandu pemutaran film “Tears of Gaza”. Lagilagi ‘Maaf’ kembali kami lontarkan,  karena rasa tidak enak dengan ‘sedikit’nya peserta NOBAR yang hadir. “Jangan khawatir, bersama setiap orang mukmin ada 3000 malaikat.” Jawab beliau, mengingatkan kami kembali bahwa kualitas sebuah pertemuan tidak selalu diukur pada banyak sedikitnya orang yang bertemu.

Mengingatkan kami pada sebuah hadits Nabi yang mengatakan: “Jika kalian melalui tamantaman surga, berhentilah sejenak, nikmatilah sajiannya!” Sahabatsahabat Rasulullah SAW bertanya: “Apa tamantaman surga itu ya Rasulullah?” Rasulullah berkata: “Pertemuanpertemuan yang di dalamnya disebut nama Allah dan RasulNya (halaqah dzikr) . Sesungguhnya Allah memiliki kendaraan yang terdiri dari sekian malaikat yang bertugas sebagai pencari orangorang yang saling bertemu, saling mengingatkan dan menyebut Allah dan RasulNya di dalam setiap pertemuannya. Ketika para malaikat itu menemukan Halaqah Dzikir tersebut mereka mendoakan, memohonkan ampun dan membentangkan sayapnya untuk meneduhi dan memberi ketenangan.” (HR. Muslim)

Semoga Allah mencatat pertemuan kami ini sebagai bagian dari tamantaman surgaNya. Karena seorang Ibn Mas’ud pernah menyatakan bahwa, barangsiapa yang tidak pernah merasakan tamantaman surga di dunia (Halaqah dzikr), maka jangan pernah berharap untuk merasakan surga yang sebenarnya di akhirat. Na’udzubillahi min dzalik.

Sebagai penutup, setelah menyaksikan “Tears of Gaza” Ustadz Dzikrullah berbagi kepada kami tentang 5 hal yang bisa kita lakukan untuk saudarasaudara muslim kita di Gaza. Diantaranya: Mendoakan mereka, menyebarluaskan informasi tentang kondisi Gaza, melaksanakan kewajiban menginfaqkan sebagian dari harta kita, mempersiapkan diri dan keluarga kita untuk mengambil bagian dalam jihad di Palestina, dan tidak mengkonsumsi barangbarang yang mendukung ekonomi Israel.

Seperti biasa usai menyaksikan film, kami ajak peserta NOBAR untuk menuangkan inspirasi yang didapat dari menonton “Tears of Gaza”. Do’a untuk kemenangan saudarasaudara kami di Gaza, perenugan mendalam betapa zona nyaman dan aman telah membuat kami ‘lalai’ dan jauh dari kepantasan untuk ditolong Allah,  “Subhanallah, itulah katakata yang saya ucapkan..” tulis Samirah (siswa kelas 2 SIM) singkat.

Roketroket tidak berawak Israel yang dijadikan senjata pengintai di langitlangit gaza telah menginspirasi Basil (Siswa kelas 4 MI) untuk membuat roket dari kertas, dimana di sayap kirinya di tulis Basil dan sayap kanannya ditulis Falistin dengan tulisan Arab. Ketika kami Tanya mengapa memilih membuat roket daripada menulis? Sambil senyumsenyum malu, basil enggan menjawab. “Dia pasti memiliki keyakinan bahwa suatu saat kondisinya akan berbalik, roketroket pengintai itu akan berada di tangan saudarasaudara kita di Gaza.” Salah seorang peserta yang lain menerjemahkan maksud Basil membuat roket.

Secarik Karya Penonton "Tears of Gaza" di Makkah

Itulah sebagian inspirasi yang peserta dapatkan dalam NOBAR kita kali ini.  Diharapkan kemudian inspirasi ini dapat dikembangkan dalam keikutsertaan mereka dalam antologi cinta untuk Gaza. InsyaAllah.

Setelah doa kafaratul majelis bersama kami untaikan. Mbak Neneng memberi kami kejutan dengan menyuguhi kami kuliner asli Indonesia,  sayur asem, ayam goring, telur dan sambal terasi. Serasa di kampung sendiri. Terima kasih, Mbak Neneng 🙂

Shalat dzuhur mengakhiri acara NOBAR kami kali ini. Semoga pertemuan demi pertemuan yang barakah seperti ini Allah taqdirkan menjadi bagian dari jenak kami, serta dicatat sebagai bagian dari bekal kerinduan kami bertemu dan menatap wajahNya kelak.

Makkah, 22 Shafar 1433

h1

Semangat dari NOBAR Film “Tears of Gaza” di Jeddah

January 16, 2012

NOBAR Film "Tears of Gaza" di LPI Darul Ulum Jeddah

Berkah silaturrahim mengalir melapangi setiap jengkal langkah kecil kami. Walau ‘khawatir’ sempat membayangi hentakan semangat kami, ketika pada 15 menit acara NOBAR “Tears of Gaza” seharusnya dimulai, baru ada satu peserta yang datang. Namun binar semangat yang terpancar dari kebeningan mata kanaknya cukup menjadikan ‘khawatir’ perlahan redup. Anak itu bernama Aji,  anak kelas empat LPI Darul Ulum Jeddah. Kehadiran diri dan semangatnya telah mengembalikan kesegaran semangat kami. Alhamdulillah.

Tidak ketinggalan ‘kecewa’  juga sempat  mencoba mengganggu keyakinan kami, ketika mendapati peserta tidak sesuai dengan target yang kami bayangkan sebelumnya. Namun, nasehat Ustadz Dzikrullah –pemandu NOBAR dari Sahabat Al Aqsha- untuk tidak khawatir dengan jumlah yang sedikit, karena ratusan malaikat juga ikut hadir. Sebuah nasehat yang kemudian menjadikan ‘kecewa’ menyerah kalah dan enggan melanjutkan agresinya terhadap bangunan keyakinan kami pada kebenaran janji Allah.

Tepat jam 7.46 pm waktu Saudi NOBAR  “Tears of Gaza” dimulai. Setelah kurang lebih 10 menit sebelumnya Ustadz Dzikrullah memberi pengantar – streaming via skype- tentang latar belakang pembuatan film, informasi terkini kondisi muslimin di Gaza, dan beberapa arahan bagaimana seharusnya kita sebagai seorang muslim bersikap. Ustadz Dzikrullah juga memandu NOBAR Film ToG, menerjemahkan dialogdialog yang ada, menjelaskan dan memberi komentar pada beberapa adegan yang ditampilkan film tersebut. Namun, karena ada gangguan listrik di rumah beliau, sambungan terputus setelah 45 menit dari 1 jam 21 menit durasi film. Ala kulli hal, pemutaran tetap kami lanjutkan, walau tanpa pemandu yang menyertai. Mau kami ganti melanjutkan untuk memandu, tidak cukup keberanian kami untuk menjelaskan, akhirnya film tersebut berputar tanpa seorang pemandu. Namun begitu tidak mengurangi minat peserta untuk menyaksikan film tersebut sampai akhir.

Hal ini terbukti pada ekspresi yang kemudian ditulis oleh salah seorang bunda dengan tiga orang calon mujahid-mujahidahnya, bahwa NOBAR yang terselenggara atas kerjasama FLP Wilayah Saudi Arabia dengan Sahabat Al Aqsha (SA) di Jeddah pada hari kamis tanggal 18 Shafar 1433 bertepatan dengan tanggal 12 Januari 2012, sangat bermakna bagi dirinya.

“Jujur baru kali ini saya menonton langsung film tentang Gaza, walau beberapa kali saya sempat melihat di Youtube, tapi keberanian saya tidak pernah muncul untuk dapat menyaksikannya. Tapi malam ini tidak seditikpun saya palingkan penglihatan saya dari layar NOBAR ini, hingga tersekat kerongkongan saya, air mata mengalir tiada kerasa membasahi pipi..”  Ekspresi kebermaknaan yang didapat Bunda Hasrida dari acara NOBAR ini.

Selain itu dukungan, keberpihakan, doa dan harapan juga menghiasi kertas yang kami bagikan kepada peserta untuk menuliskan, ekspresi, inspirasi dan lintasan pikirannya setelah selesai menonton film ToG. Kertas-kertas itu kemudian dikumpulkan dan diapresiasi oleh kepala sekolah LPI Darul Ulum Jeddah, Ibu Elly Maliki. Setiap peserta yang menulis mendapatkan satu DVD yang berisi film ToG, profil Sahabat Al Aqsha , dan ajakan untuk menulis buku bareng dalam “Antologi Cinta untuk Gaza”.

Mendapati cinta  yang tumbuh di hati para peserta NOBAR terhadap saudarasaudara muslim di Gaza,  setelah menonton ToG, kata “sedikit” menjadi tidak memiliki arti apapun. Kata itu kemudian lemah tidak berdaya di hadapan bara semangat kami yang bersemi kembali.

Secarik karya berharga Penonton "Tears of Gaza" di Jeddah

Ledakan

Tembakan

Harapan

Doa,

Bagai rakitan bom

Dalam hati pejuang

Palestina selalu meledak

Menjadi bentuk keberanian

Menghasilkan asap tebal perlawanan

Bersama barisan malaikat.

Laknatullah ‘alal Yahud!

Demikianlah ekspresi indah Amani Syahidah mengakhiri Safari Nonton Bareng “Tears of Gaza” di Jeddah. Keesokan harinya bumi dan langit Makkah, semoga  menjadi saksi  bagi langkah kecil kami selanjutnya.

Makkah, 19 Shafar 1433

h1

Ketika Pena Bicara Cinta

January 11, 2010

“Membaca dan menulis adalah cara unik dalam mencinta” (DR. Aidl Al-Qarni)

Barisan kata yang menggerakkan seorang bernama Arina dan berhasil  menularkan energinya kepada Nusaibah. Seorang teman yang kemudian melengkapi semangatnya untuk bersama  membangun sebuah mimpi besarnya. Membangun sebuah kecintaan yang baru disadarinya sebagai bagian kewajiban yang tidak terpisahkan dari misi kehidupannya. Nusaibah yang pada saat itu tercatat sebagai tenaga kerja wanita yang illegal di negeri wahyu. Negeri dimana wahyu pertama turun yang menganjurkan untuk membaca, membaca, dan membaca.

“Sudah sekian lama saya merindukan teman sepertimu, mengajakku mencinta dengan cara yang unik” Respon Nusaibah menanggapi ajakan tulus Arina.

Gayung bersambut Arina pun merasa ada energi luar biasa untuk secepatnya merealisasikan mimpinya. Beberapa koleksi buku yang dimilikinya kemudian menjadi awal dari embrio terbentuknya rumah cahaya (Semacam perpustakaan yang terdiri dari aktivitas membaca dan aktivitas menghasilkan karya tulis). Buku tersebut kemdian menghias rak di kamar 5x12m Nusaibah yang diberi secara gratis oleh majikan suaminya yang bekerja sebagai sopir.

Peletakan buku di rumah Nusaibah menjadi lebih terasa manfaatnya, karena setiap teman Nusaibah atau teman suaminya berkunjung, dengan leluasa dapat membaca atau meminjamnya untuk di baca di rumahnya. Sesekali Arina berkunjung ke rumah Nusaibah dan membawa pulang beberapa buku ke asramanya untuk dipinjamkan secara bergilir kepada para TKW yang ditemuinya mengantar anak majikannya ke kampus. Buku-buku tersebut terus mengalami penambahan setiap Arina kembali dari berlibur di Indonesia.

Aktivitas yang cukup stagnan. Suatu hari Arina berpikir. Melihat aktifitas mencinta yang unik itu tidak kunjung dia rasakan. Namun berbeda dengan semangat Nusaibah yang tetap bersinyal kuat memantulkan cahayanya. Bagi Nusaibah keberhasilan tidak harus dia yang merasakannya, namun orang-orang yang kemudian melanjutkan aktifitas ini, menjadi aktivitas yang berkelanjutan memberi manfaat bagi orang yang membutuhkan tambahan gizi bagi ruang hati, pikir, jiwa dan ruhnya. Itulah tolak ukur sukses dalam kamus cinta Nusaibah pada aktivitas mencintanya.  Dia sangat bersyukur menjadi bagian dari batu bata pertama untuk membangun proses penemuan cara unik dalam mencinta di negeri rantaunya ini.

“Ayo, Rin… sudah lima cerita yang berhasil aku tulis, mana tulisanmu, cepetan ke rumah ayo kita bedah karya” Suatu hari Nusaibah menelepon Arina dengan nada menggugat. Semangat Arina telah berhasil menulari Nusaibah. Namun Arina tidak berhasil menyemangati dirinya untuk berjalan bersama dengan Nusaibah dalam memenuhi syarat penemuan cara unik dalam mencinta.

Lima cerita seru yang Nusaibah susun itu telah berhasil memompa kembali semangat Arina untuk kembali menata satu per satu batu bata-batu bata jalan cinta ini.  Namun, ketahanan tubuh Arina yang menurun telah menuntut Arina untuk cuti satu tahun dari tugas belajarnya di negeri wahyu itu. Tidak banyak yang dapat Arina lakukan untuk menggenapi tatih Nusaibah yang tidak pernah berhenti bergerak menyuntikkan semangat membaca dan menulis kepada setiap orang yang dia kenal dan temui atau setiap orang yang berkunjung ke rumahnya, kecuali doa dan sesekali menanyakan kabar karyanya.

“Cerita-cerita sudah aku tulis dengan caraku, tolong dieditkan ya, ntar setelah kamu sembuh dan kembali ke makkah” Begitu selalu dengan nada semangat yang tidak pernah berubah, jawaban Nusaibah setiap Arina menanyakan kabar karyanya.

****

Satu tahun telah berlalu dan dengan idzin Allah, ketahanan tubuh Arina berangsur kembali, serta dapat kembali melengkapi semangat Nusaibah, untuk terus menggerakkan proses penemuan jalan cinta ini. Namun musibah telah memisahkan keduanya untuk selama-lamanya. Arina mendapatkan karunia sehatnya kembali. Nusaibah dengan penyakit menahunnya. Asma. Telah mengantarkannya keharibaan Tuhannya. Allah telah lebih dahulu memanggilnya. Semoga Allah menempatkannya pada tempat kembali terbaik di sisiNya. Amiin.

Nusaibah telah benar-benar pergi. Namun, api semangatnya menjadi warisan berharga bagi Arina untuk meneruskan proses peletakan batu bata-batu bata pembentukan jalan menuju sebuah cara unik dalam mencinta. Sebuah proyek yang kemudian Nusaibah beri tema besar “Ketika Pena Bicara Cinta”. Sebuah tema yang kemudian menjadi semangatnya untuk terus menyertai jenaknya dengan menggerakkan penanya dengan cinta, sampai pada desah nafas terakhirnya.

Salah satu goresan cinta Nusaibah yang berhasil memompa semangat Arina dan orang-orang yang setelahnya untuk melanjutkan pembangunan jalan cinta. Goresan tersebut dimuat di bank karya online yang beralamatkan di:  https://forumlingkarpenasaudi.wordpress.com

Apa yang akan aku tulis

Ketika pertanyaan “Apa yang akan aku tulis?”

mengganggu tekadmu,

maka katakanlah pada dirimu:

Tulislah harapanmu!

Tulislah senyummu!

Tulislah dan sebarkanlah wangi parfummu!

Terus gerakkan penamu menggores kata demi kata

Rangkailah hingga menjadi rangkaian bunga,

karena bisa jadi huruf yang kamu rangkai itu menjadi obat bagi

kesedihanmu atau kesedihan orang yang membacanya.

Tulislah untuk akal-akal itu!

Tulislah untuk hati-hati itu!

Tulislah dan biarlah kami membacanya,

biarkan kami menyelami

dan tenggelam dalam dunia maknamu,

dalam petualangan pikiranmu,

dalam kedalaman ilmumu.

Kami akan mendapat pespektif,

kami akan memiliki pemikiran baru,

sehingga kami mempunyai kekuatan….

Maka tulislah!

Hingga kamu mendapati alasan mengapa matahari terbit dari barat,

Hingga kamu juga menemukan alasan mengapa kamu hidup,

Hingga setiap huruf yang kamu tata itu menjadi saksi bahwa tulisanmu adalah

Tulisan orang-orang yang kuat,

Tulisan orang-orang yang mulia,

Tulisan yang datang dari zaman para nabi.

Maka tulislah!

Orang-orang Yahudi menulis,

Orang-orang Nasrani juga menulis..

Tidakkah orang-orang mukmin juga bisa menulis!?

Sebuah semangat yang luar biasa menyala dan memberi pengaruh yang dapat melintasi ruang dan waktu.

h1

Sebuah Penantian

June 16, 2009

By: Lul’s

“Seandainya boleh, ingin rasanya ku tawarkan cintaku kepada lelaki soleh yang bikin tenang, damai di hatiku. Layaknya Khadijah yang menawarkan cintanya kepada lelaki pilihan kekasih Allah yang berakhlaq mulia. Namun aku malu, aku bukanlah Khadijah sosok wanita perfect, cantik, kaya, dan memiliki pondasi agama yang kuat sehingga pantas baginya mendapat lelaki yang menjadi idamanya, pembimbing untuk urusan dunia dan akhirat”.

Matanya berkaca-kaca, ia terhanyut dalam lamunannya, penantianya mengharap sang pembimbing untuk urusan dunia dan akhirat belum juga kunjung datang. Kepribadianya yang tertutup tidak mudah bercerita kapada orang lain membuatnya semakin tertekan, hanya diarylah teman sejatinya. Namun dari sekian banyak curahan hatinya kepada diary, ia tidak pernah mendapat feed back, tidak pernah ada solusi yang muncul dari diary itu. Begitulah pribadi yang introfet, tidak mudah membuka diri dengan orang lain.

Sempat terlintas dalam benaknya, akankah seperti Rabiah aladawiyah? Yang mengagungkan cintanya hanya kepada Robbnya. Ataukah seperti Ji’ranah? Si wanita dungu yang kerjanya memintal benang kemudian setelah jadi dirusaknya kembali.Terus menerus ia lakukan itu, memintal kemudian dirusak. Sikap dungunya itu akibat keputusasaanya menanti seorang pembimbing yang tak kunjung datang. Naudzubillah, ia tidak mau berbuat dungu seperti ji’ranah.

Ia teringat peristiwa beberapa tahun silam ketika usianya baru beranjak 23 tahun, ketika itu ia lagi semangat-semangatnya dalam menuntut ilmu  melanjutkan jenjang pendidikanya. Namun dengan berat hati ia harus mewurungkan niatnya  untuk itu. Ibunya telah memilihkan calon pendamping untuknya, padahal ia belum tahu sama sekali sosok lelaki itu. Ibunya hanya cerita kalau ia punya pilihan untuknya, dan ibunya akan lebih senang jika lelaki itu bisa menjadi anaknya dengan jalan menikah dengan putrinya itu.

“Nduk, dia itu sarjana” ucap emaknya

“emak akan seneng jika kamu mau dengannya, usiamu kan sudah cukup untuk menikah, lihat teman-temanmu sudah pada gendong anak”.

Ia hanya terdiam, lidahnya kelu untuk mengucapkan tidak pada ibunya. Memang manusia zaman sekarang suka melihat gelar sebagai pertimbangan. Yang terlintas dalam benaknya saat itu adalah apakah aku bisa mencintainya?.

“Kalau memang dengan ini bisa membuat emak senang, aku akan mencoba, mudah-mudahan perasaan itu bisa tumbuh setelah menikah”

“apakah keputusan emak ini tidak tergesa-gesa, Apakah orang tua itu resah jika mempunyai anak perempuan yang belum menikah? “  berbagai unek-unek  terlintas dalam benaknya. Akhirnya ia memutuskan untuk menuruti keinginan ibunya. Ia hanya berpikir dengan patuh terhadap orang tua mudah-mudahan ini menjadi jalan surga baginya.

Hari itu ibunya sibuk mempersiapkan jamuan untuk menyambut tamu dari pihak lelaki, acara lamaran akan dilangsungkan sore nanti ba’da dzuhur. Namun sampai hari itu ia masih berfikir,” apakah benar ini pilihanku? inikah finalku?”. Rupanya keraguan masih juga terlintas di benaknya.

Ruang tamu telah ditata untuk menyambut rombongan tamu dari pihak keluarga lelaki.  permadani berwarna merah dengan corak bunga-bunga telah siap disana. Beberapa hidangan dan buah-buahan pun telah ditata dengan apiknya. Ya, acaranya dibikin lesehan sehingga suasananya bisa lebih nyantai.

Rombongan tamu dari keluarga Purnomo telah tiba dengan beberapa bawaan  seperti kue-kue dan parsel khas lamaran. Salah satunya ada kue gemblong yang terbuat dari beras ketan ditumbuk dengan halus, itu sebagai simbol agar rekat hubungan kekeluargaan yang akan dijalin nanti. Tamu-tamu telah padat memenuhi ruangan itu. Sambutan dari pihak laki-laki dan sekelumit basa-basi telah disampaikan kepada pihak perempuan. Inti dari pertemuan itu adalah bahwa Purnomo bermaksud meminang Zainab sebagai calon istrinya.

Selesai sudah acara itu, tahap pra nikah, saling mengunjungi keluarga satu sama lain. Sejak acara itu Purnomo sering berkunjung ke rumah Zaenab.

Mereka bilang pinangan adalah hubungan setengah halal, padahal itu belum. Purnomo terkadang mangajaknya keluar sekedar jalan-jalan. Sekali, dua kali. Ia berontak dihatinya, ia merasa tidak nyaman jika lama-lama seperti itu. Entah apa yang menjadi pertimbangan lagi sehingga mereka menunda-nunda ke jenjang pernikahan.

Sebulan, dua bulan hingga setahun masih juga belum ada kepastian kapan ikatan yang sah itu akan dilaksanakan. Sampai-sampai Purnomo melanjutkan pendidikanya ke janjang yang lebih tinggi, melanjutkan studinya mengambil program Magister. Lambat laun komunikasi antara mereka mulai renggang. Mereka enjoy dengan kegiatanya masing-masing. Dibalik keraguan Zainab semenjak awal perkenalanya ternyata inilah yang ia dapat, tanpa adanya kejelasan akan seperti apa jluntrunganya?.

Inikah akibat dari pertunangan yang ditunda-tunda sehingga Allah tidak meridoinya?. Ia hanya murung jika mengingat hal itu. Keduanya telah memutuskan untuk tidak melanjutkan hubunganya itu. Namun ia tidak ingin terpuruk dalam kesedihan. Dibacanya buku-buku penyemangat agar ia tidak lagi menengok ke belakang yang akan mengingatkanya pada hal-hal yang membuatnya murung.

“Mengurung diri dalam kamar yang sunyai bersama kekosongan yang membahayakan adalah cara yang ampuh untuk bunuh diri. Kamar anda bukanlah alam semesta. Dan anda bukan manusia satu-satunya di alam ini. Karena itu mengapa anda harus menyerahkan diri kepada pembisik-pembisik kesusahan dan kesedihan?. Tidakah anda sebaiknya menyatukan pandangan, pendengaran dan hati untuk menyeru kepada diri anda sendiri. (Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringsan atau pun berat, At-taubah: 41)”. Dikutip dari “La Tahzan karya Aidh Alqarny”

Ia berusaha menyibukan diri untuk menghibur hatinya. Ia mengisi hari-harinya bersama anak-anak didiknya di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di derah Kecamatan Jajarsari. Baginya anak-anak didiknya adalah pelipur lara, sikapnya yang lucu-lucu  membuatnya bisa tersenyum dan belajar bersabar dalam menghadapi tingkah mereka yang terkadang nyebelin.

Usianya kini hampir 30 tahun, namun sang pembimbing yang diharapkan belum juga ada. Ia tak tahu lagi harus menjawab apa jika ibunya menanyakan hal itu. Sampai saat ini ia belum menemukan lelaki yang cocok. Dibilang trauma karena kejadian yang lalu, tidak juga, because however life must go on. Jawaban yang tepat adalah karena Allah belum mempertemukanya, ia hanya bisa  bertawakal kepada-Nya.

Suatu hari ada acara akhir sanah di PAUD tempatnya mengajar. Acara itu sebagai ajang kreasi anak-anak di panggung dari pementasan hafalan juz amma sampai pembacaan bait-bait puisi untuk melatih mental anak-anak.  Dihadiri oleh wali murid serta beberapa tamu undangan. Dipenghujung acara diisi oleh seorang ustadz muda ketua yayasan PAUD tersebut, ditaksir usianya tidak jauh darinya mungkin selisih dua atau tiga tahun diatasnya. Bahasanya santun dalam menyampaikan ceramah, joke-jokenya juga tidak nyleneh, wajahnya tenang dan ramah. Fauzi namanya.

Rupanya Zaenab Simpati padanya. Dalam acara itu sang ketua yayasan memberikan bingkisan khusus bagi pengajar. Karena pengajarnay wanita, dikasinyalah buku yang berjudul “Wanita yang paling berbahagia di dunia”, ia senang menerima hadiah itu. Dibacanya buku itu hingga rampung, ia ibaratkan yang berbicara dalam buku itu adalah akh Fauzi. Ia sempat kepikiran, “sudahkah akh Fauzi mempunyai calon pendamping? Seandainya bisa, ingin rasanya kutawarkan cintaku padanya”.

Lagi-lagi keraguanya datang, ia tidak mau kejadian yang lalu terulang, ia ingin mengutarakan isi hatinya kepada seseorang yang dapat dipercaya tapi siapa?. Inilah kekurangannya, ia telan semua masalahnya sendiri.

Cukup lama ia tidak menunjungi sahabat sejatinya, diary.

“Dear, diary,

you are my best friend. Ku tahu kamu tak kan mengeluh atas keluhan-keluhanku. hari ini aku mengadu lagi padamu. Aku mengagumi ciptaan-Mu ya robb, bahasanya santun, wajahnya tenang, rasanya damai hatiku jika mengingatnya. Ups diary, aku tidak mau ngelantur”.

Ditutupnya sahabat sejatinya itu, ia tengok jarum jam telah menunjukan pukul 3 Am, ia beranjak dari tempat tidurnya mengambil air wudu. Ya waktu yang tepat untuk mengadu kepada Robbnya, dalam sujud panjangnya ia memohon kepada Allah mengharap seorang pembimbing untuk urusan dunia dan akhirat yang soleh.